Bawah Atap Café
Serena sedang sibuk memilih pakaian yang akan ia gunakan untuk bertemu kakak tingkatnya itu, Adnan namanya. Ia terlihat kebingungan dihadapan cermin dengan beberapa pasang baju yang ia cocokan dibadannya.
“Padahal gue cuma mau ketemu kak Adnan tapi kok seheboh ini sih? Tiap di kampus juga ketemu perasaan,” rutuk Serena.
Akhirnya ia memilih kemeja hitam dan rok berwarna broken white, lalu rambutnya ia biarkan tergerai, tidak lupa mengenakan sling bag yang berwarna senada dengan roknya, kemudian ia menggunakan sneakers berwarna hitam, setelah dirasa penampilannya cukup bagus, ia segera menuju tempat pertemuannya dengan Adnan.
Sesampainya di bawah atap, serena sudah mendapati Adnan sedang terduduk disana, ia pun langsung menghampirinya.
“Sore kak, maaf telat tadi kejebak macet.”
“Gak apa-apa, duduk terus pesen aja dulu.”
Setelah duduk dan memesan makanan, Adnan memulai pembicaraannya.
“Maaf saya ajak kamu ketemu kaya gini, soalnya dipesan kamu saya nggak boleh mengutarakan apa yang ada dipikiran saya saat itu. Serena, terimakasih kamu sudah menyimpan perasaan untuk saya cukup lama, pasti sangat sulit untuk tetapi menyukai orang seperti saya, lalu saya juga berterimakasih kamu sudah mengirimkan hadiah di hari ulang tahun saya saat itu, hadiahnya sangat bermanfaat, kalau kamu masih ingat, saya pakai hadiah kamu hari ini,” ucap Adnan
Serena memerhatikan benda yang ada ditangan kanan Adnan dan benar saja ada jam tangan yang melingkar, jam tangan itu pemberian darinya dua tahun lalu.
“Lanjut ya, Serena, maaf tapi untuk perempuan seperti kamu, rasanya kurang pantas mengutarakan perasaanmu seperti itu, walaupun saya mengapresiasi keberanian kamu. Seharusnya saya yang mengutarakan itu, maaf saya ini lelaki yang pengecut, saya menyukai kamu sejak kamu menjadi mahasiswa baru, tapi saya tidak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaan saya, tidak seperti kamu. Saya harap kamu mau untuk memaafkan saya dan mau menerima perasaan saya.”
“Ya? Gimana kak?” Setelah mendengar pernyataan dari Adnan, Serena sangat terkejut sampai tidak fokus pada pembicaraan Adnan
“Saya menyukai kamu, sejak kamu menjadi mahasiswa baru, maaf kalau saya telat menyatakan perasaan saya ini. Kamu mau kan jadi pacar saya?”
“Haaah? Ini saya lagi ditembak ya kak?”
“Kalau ditembak kamu mati dong Serena, jadi gimana?”
“Mau kak.”
Seberkas senyuman muncul diwajah Adnan dan Serena yang kini resmi menjadi sepasang kekasih.
— srnras